Uncategorized

Harga Shiamiq Tongkat Estafet Junior Murah

Harga Shiamiq Tongkat Estafet Junior Murah

Untuk info lebih lanjut dapat langsung menghubungi ke :

Telp : 021 470 5841

Hp & WA : 08127866663 / 081289854040

Alamat : Jl. Panca wardi, No. 33-34, Kayu Putih, Jakarta Timur

Teknik Olah Raga Lari Estafet | Sejarah | Peraturan

Teknik Olah Raga Lari Estafet | Sejarah | Peraturan | Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian membawa tongkat dari garis start sampai ke garis finish. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua, ketiga, dan pelari yang keempat menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung yang sering diperlombakan dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 x 100 meter atau 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

2. Sejarah Lari Estafet

    Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut.
Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.

3. Peraturan Lari Estafet

    Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x 100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lain.

4. Tongkat Estafet

    Tongkat estafet adalah benda yang diberikan secara bergilir dari satu peserta ke peserta lari lainnya dalam satu regu. Karena itu, tongkat ini pun tidak sembarang tongkat. Ukurannya dibuat sesuai dan pas dengan panjang genggaman pelari pada umumnya.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah:
• Panjang tongkat : 29 – 30 cm
• Diameter tongkat : 3,81 cm (dewasa) dan 2,54 cm (anak-anak)
• Berat tongkat : 50 gr
Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang tongkat dapat dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari tongkat dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh penerima tongkat estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus dipegang dibelakang garis start dan tidak menyentuh garis start.

5. Teknik Pergantian Tongkat Estafet

    Perlombaan lari estafet mengenal dua cara pergantian tongkat, yaitu:
a. Teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat (visual)
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter.
b. Teknik penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat (non visual)
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari estafet 4 x 100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat.

6. Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet

    Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat.
Perlombaan lari estafet mengenal dua cara pemberian dan penerimaan tongkat, yaitu:
a. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya dirapatkan.
b. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan jari-jari tangan lainnya rapat.
Ada sebuah cara yang dilakukan dalam olahraga lari estafet agar tongkat estafet tidak jatuh saat diberikan pada peserta lain. Yaitu pelari yang memegang tongkat estafet meegang tongkat estafet dengan tangan kiri dan memberikannya juga dengan tangan kiri. Sedangkan si penerima tongkat bersiap menerima tongkat dengan tangan kanan.

7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet

    Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Pemberian tongkat sebaiknya secara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima atau memegang tongkat dengan tangan kiri atau sebaliknya.
b. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 
c. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat.
d. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.

8. Peraturan Perlombaan

    Adapun peraturan perlombaan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat.
b. Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
c. Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai kedatangan pelari seregunya. 

Uncategorized

Distributor ARAWAZA Hijab – WKF Approved Grosir

Distributor ARAWAZA Hijab - WKF Approved Grosir

Untuk info lebih lanjut dapat langsung menghubungi ke :

Telp : 021 470 5841

Hp & WA : 08127866663 / 081289854040

Alamat : Jl. Panca wardi, No. 33-34, Kayu Putih, Jakarta Timur

13 Perlengkapan Pertandingan Pencak Silat Ini, Wajib Ada

Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri dari Indonesia. Sama seperti seni bela diri lainnya, dalam pencak silat juga terdapat perlengkapan-perlengkapan dasar yang harus ada, terutama dalam pertandingan. Perlengkapan-perlengkapan ini untuk menunjang proses berlangsungnya pertandingan. Berikut ini adalah perlengkapan pertandingan pencak silat yang wajib selalu ada:

  1. Gelanggang

Gelanggang merupakan lapangan atau area tempat pertandingan silat berlangsung. Ukuran gelanggang dalam pencak silat menurut standardnya adalah dengan luas 10m2. Masing-masing panjang dan lebarnya adalah 10m, dengan lingkaran tengah dan lingkaran kedua masing-masing berdiameter 8m. Gelanggang harus dalam keadaan yang layak untuk tempat pertandingan silat. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah mengenai lantainya. Jangan sampai licin karena bisa berbahaya bagi atlet yang bertanding.

  1. Formulir Pertandingan dan Alat Tulis

Setiap atlet yang akan bertanding harus mengisi formulir pendaftaran pertandingan. Formulir pertandingan diperlukan para juri untuk mengetahui identitas peserta atau atlet yang ikut pertandingan. Sedangkan alat tulis digunakan untuk melakukan coretan-coretan yang diperlukan untuk menilai peserta.

  1. Gong, Pluit, dan Bel

Ketiga perlengkapan ini nantinya akan digunakan oleh wasit, juru tanding, dan juri selama proses pertandingan berlangsung. Masing-masing perlengkapan ini nantinya akan dibunyikan oleh yang bertugas. Fungsinya adalah sebagai penanda tertentu ketika pertandingan berlangsung.

  1. Meja dan Kursi Juri

Perlengkapan selanjutnya yaitu meja dan kursi juri untuk para juri. Meja yang dibutuhkan biasanya adalah meja kecil yang disusun menjadi satu. Digunakan sebagai tempat para juri untuk menilai selama proses pertandingan berlangsung.

  1. Bendera

Bendera yang disiapkan adalah bendera kecil warna biru, merah, dan kuning yang memiliki tangkai. Masing-masing bendera memiliki ukuran 30cm x 30cm. Bendera kuning digunakan oleh wasit. Sedangkan bendera biru dan merah digunakan oleh juru tanding.

  1. Lampu Babak

Lampu babak ini berwarna merah, biru, dan kuning. Lampu babak dinyalakan sesuai dengan berlangsungnya proses pertandingan pencak silat. Lampu babak berfungsi untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang, yang diwakili oleh masing-masing warna tersebut.

  1. Papan Informasi dan Papan Nilai

Sesuai dengan namanya, masing-masing papan informasi dan papan nilai digunakan sebagai tempat yang berisi informasi mengenai pertandingan dan juga nilai yang diraih oleh peserta pertandingan.

  1. Timbangan

Timbangan digunakan ketika menimbang ukuran berat badan peserta pertandingan. Tujuannya untuk memastikan apakah berat atlet sudah sesuai dengan kelas berat yang sudah ditentukan ketika mendaftarkan diri. Penimbangan berat badan biasanya dilakukan di awal, ketika atlet memberikan formulir pendaftaran.

  1. Kain Lap dan Ember

Kain lap dan ember berfungsi sebagai tempat dan alat untuk mengelap atau mengeringkan area tempat berlangsungnya pertandingan. Jika sewaktu-waktu area menjadi licin, maka akan dilap dengan kain lap yang telah sengaja disiapkan penyelenggara.

  1. Seragam Pencak Silat

Atlet diwajibkan menggunakan seragam pencak silat dilengkapi dengan sabuk yang sesuai dengan tingkatannya. Seragam ini terdiri dari baju dan celana silat warna hitam dengan badge IPSI di bagian dada sebelah kiri.

  1. Pelindung Tubuh (Body Protector)

Pelindung tubuh digunakan untuk melindungi bagian tubuh dari cidera akibat serangan yang dilakukan ketika latihan atau pertandingan. Body protector tersebut antara lain pelindung tulang kering (kaki), pelindung kemaluan, dan pelindung bagian depan tubuh yang berbentuk seperti rompi. Pelindung tubuh ini biasanya menjadi perlengkapan wajib dalam pertandingan pencak silat.

  1. Stopwatch 

Stop watch adalah salah satu kelengkapan yang digunakan dalam sesi latihan maupun turnamen pencak silat yang berfungsi sebagai timer. Dalam sesi latihan, stopwatch berguna untuk menghitung jumlah tendangan dan pukulan seorang atlet dalam waktu tertentu yang ditetapkan. Sedangkan dalam turnamen, stopwatch digunakan sebagai timer dalam masing-masing sesi.

  1. Matras

Perlengkapan pencak silat yang terakhir yaitu matras. Matras adalah sejenis kasur busa yang digunakan sebagai alas. Matras berguna untuk menghindari benturan langsung antara tubuh dan lantai ketika latihan berlangsung. Matras juga berguna untuk meminimalisir terjadinya cidera fisik yang bisa saja terjadi ketika latihan dan pertandingan langsung antara dua orang.

Manfaat Positif Yang Didapat dari Pencak Silat

Dalam setiap seni beladiri, pasti terdapat manfaat positif yang dapat diambil, begitu juga pencak silat. Terdapat manfaat pencak silat bagi fisik dan mental yang ternyata tidak banyak yang tahu. Berikut ini adalah manfaatnya:

  1. Kesehatan

Pencak silat jika dilakukan secara rutin dan benar maka akan membawa manfaat yang baik bagi kesehatan. Manfaat kesehatan tersebut antara lain membantu menurunkan berat badan dan pembentukan massa otot. Dalam pencak silat, terdapat gerakan-gerakan yang dapat membuat otot-otot tubuh menjadi kuat dan kencang. Selain itu, juga dapat memelihara kesehatan jantung, jika dilakukan secara tepat dan tidak berlebihan

  1. Kepercayaan Diri

Mengikuti seni beladiri pencak silat dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini terbentuk dari penguasaan teknik gerakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Semakin mahir menguasai tekniknya, semakin tinggi rasa percaya diri yang didapat.

  1. Pertahanan Diri

Sudah jelas bahwa manfaat dan tujuan pencak silat sendiri sebagai pertahanan diri. Jika terjadi suatu tindak kejahatan, seperti pelecehan seksual dan tidak kekerasan lainnya. Gerakan-gerakan dalam pencak silat dapat digunakan untuk melakukan perlawanan terhadap orang-orang yang dengan sengaja ingin berbuat jahat atau mencelakai kita. 

  1. Melatih Jiwa Sportif dan Pemberani

Pencak silat melatih jiwa sportif dan pemberani seseorang. Jiwa sportif ditampilkan dalam pertandingan silat. Sikap yang ditampilkan ketika menghadapi kemenangan maupun kekalahan menunjukkan sikap sportif yang diajarkan dalam silat. Sedangkan jiwa pemberani yaitu ketika dihadapkan pada situasi kejahatan, khususnya di depan umum. Seorang atlet silat diajarkan untuk memiliki sikap berani menghadapi kondisi sulit semacam itu.

  1. Melatih Sikap Disiplin dan Tanggung Jawab

Selain melatih jiwa sportif dan pemberani, pencak silat juga mengajarkan sikap disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Seorang atlet pencak silat harus mengikuti sesi latihan fisik rutin yang cukup berat. Terdapat aturan-aturan ketat dari pelatih yang juga harus diikuti. Di sinilah jiwa disiplin seorang atlet dibutuhkan. Selain itu, juga melatih sikap tanggung jawab. Setiap atlet diajarkan bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan juga rekan-rekannya dalam perkumpulan silat tersebut.

Nah, itulah tadi perlengkapan pertandingan pencak silat yang wajib selalu ada. Pencak silat sendiri memiliki banyak manfaat positif. Tidak hanya sebagai perlindungan diri, ternyata silat juga memiliki manfaat kesehatan dan manfaat pembentukan karakter atau mental yang baik. Saat ini, memiliki kemampuan beli diri yang mumpuni sangat dibutuhkan agar ketika bepergian seorang diri tetap bisa merasa aman dan terhindar dari kejahatan.

Call Now ButtonKlik to Call
× Chat With Me