Uncategorized

Distributor Sepatu Sprint Spike Panther Grosir

Distributor Sepatu Sprint Spike Panther Grosir

Untuk info lebih lanjut dapat langsung menghubungi ke :

Telp : 021 470 5841

Hp & WA : 08127866663 / 081289854040

Alamat : Jl. Panca wardi, No. 33-34, Kayu Putih, Jakarta Timur

Apa Beda Sepatu Running, Training dan Casual?

Seiring perkembangan zaman, sepatu sneakers pun berubah menyusaikan teknologi dan kebutuhan. Bila dahulu satu sepatu bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, kini hampir tiap olahraga atau aktivitas memiliki jenis sepatunya sendiri. Muncullah sepatu lari, training, basket, skateboard, casual, dan masih banyak lagi. Nah, tahukah Anda apa perbedaannya? Biasanya yang sedikit membingungkan adalah beda antara sepatu lari, training dan casual (santai), karena bentuknya hampir mirip. Prizka Rahmanisa, Ekin – Product Specialist Nike Indonesia memberikan penjelasan soal perbedaan dari ketiga jenis sepatu tersebut. Adapun penjelasan ini agar Anda tak salah memilih sepatu yang bisa berujung cedera bila digunakan. 1. Training Sepatu ini digunakan untuk olahraga yang melatih otot-otot di pusat kebugaran, senam atau yoga. Oleh karena itu, kata Prizka, semua sepatu training dirancang untuk gerakan segala arah. Sepatu training Nike(KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA) “Kalau training kan akan lompat kiri, kanan dan belakang, memiliki gerakan variatif. Nah sepatu training akan menjaga kaki tetap seimbang. Karena itu dia memiliki grip lebih lengket ke permukaan,” ujar Prizka kepada Kompas Lifestyle saat Grand Opening Nike Womens di Central Department Store, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017). 2. 2. Running Sepatu running memang dirancang khusus untuk berlari. Terdapat beberapa tipe lagi dalam sepatu lari, seperti trail running  atau lari di permukaan off road dan marathon running atau lari di permukaan datar seperti aspal. Kendati demikian, sepatu lari ini memang didesain untuk satu arah, yakni ke depan. Sepatu running Nike(KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA) “Sepatu running tidak seperti training yang kaku. Dia lebih lentur,” kata Prizka. Daya tahan sepatu lari juga lebih kuat karena dia cenderung menitikberatkan pada lapisan luar. Baca: Bagaimana Memilih Sepatu Lari yang Tepat? 3. Casual Untuk sepatu ini memang dirancang untuk santai. Teknologi yang dipakai berbeda dengan sepatu training dan running. “Sepatu ini memang untuk jalan-jalan saja, bukan buat lari atau training,” kata dia. Nike Cortez(nike) Prizka menambahkan ketiga jenis sepatu itu hampir tidak memiliki perbedaan bentuk, karena masing-masing bisa memiliki bentuk serupa. Namun, untuk membedakan dengan cara sederhana bisa dilihat dari bagian atasnya (upper). Pada sepatu casual, upper lebih tebal, rigid dan kaku. Selain itu bahan upper lebih beragam, bisa dari kulit dan bahan pendukung lain. Ragam bahan ini karena memang diperuntukkan untuk tampilan, bukan olahraga. “Karena dia kan sehari-hari buat jalan kan,” kata Prizka. Sementara itu pada sepatu running upper lebih empuk. Karena memang didesain agar nyaman saat dipakai lari. Untuk sepatu training, beberapa model hampir sama dengan running, tapi rata-rata lebih keras. “Karena dia kan butuh daya tahan lebih tinggi, karena banyak gesekan,” kata dia. Baca: 10 Sneakers yang Lebih Mahal dari Mobil Lantas apakah masing-masing sepatu bisa digunakan untuk aktivitas lain? Prizka mengatakan bahwa itu adalah ide buruk dan bisa membuat Anda cedera. Orang yang beraktivitas training tapi memakai sepatu running misalnya, gerakannya tidak akan semudah saat pakai sepatu training. “Dia enggak akan seimbang, lebih licin dan daya tahan sepatunya pun akan jadi lebih pendek dibandingkan dia pakai sepatu yang benar,” ujar Prizka. Bagaimana bila seseorang yang melakukan aktivitas lari, tapi memakai sepatu training? Menurut Prizka memang ada beberapa jenis sepatu training yang bisa dipakai lari yang memiliki bantalan lebih tebal “Tapi memiliki batas hingga 5 kilometer. Karena daya tahan memang tidak dirancang untuk lari,” kata dia. Adapun untuk sepatu casual, Prizka memastikan bahwa jenis itu tidak cocok dipakai untuk lari atau pun training. Risiko orang yang menggunakan adalah cedera. “Karena memang teknologi pembuatan sepatu itu tidak dirancang untuk lari atau training,” ujarnya.

Call Now ButtonKlik to Call
× Chat With Me